Pengemasan merupakan suatu cara
atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau
bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan,
dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun
kualitas.
Interaksi bahan pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak
yang merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain :
1. Interaksi massa :
1. Kontaminasi
mikrobia (jamur, bakteri, dll)
2. Kontaminasi
serangga.
3. Penambahan
air atau menguapnya air.
4. Benturan
/ gesekan.
2. Interaksi cahaya :
1. Oksidasi
terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
3. Interaksi panas :
1. Terjadi
gosong, perubahan warna.
2. Rusaknya
nutrisi, case hardening dll.
Fungsi Pengemasan
Fungsi pengemasan | Mengatur interaksi antara bahan
pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan
menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.
Tujuan Pengemasan
-Membuat umur simpan bahan pangan
menjadi panjang
-Menyelamatkan produksi bahan
pangan yang berlimpah.
-Mencegah rusaknya nutrisi/gizi
bahan pangan.
-Menjaga dan menjamin tingkat
kesehatan bahan pangan.
-Memudahkan distribusi/
pengangkutan bahan pangan.
-Mendukung perkembangan makanan
siap saji.
-Menambah estetika dan nilai jual
bahan pangan.
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat
mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
Bahan pengemasnya harus memenuhi
persyaratan tertentu.
Metode atau teknik Pengemasan
bahan pangan harus tepat.
Pola distribusi dan penyimpanan
produk hasil pengemasan harus baik.
Persyaratan Bahan Pengemas :
Memiliki permeabilitas (kemampuan
melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.
Harus bersifat tidak beracun dan
inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).
Harus kedap air.
Tahan panas.
Mudah dikerjakan secara masinal
dan harganya relatif murah.
Jenis-jenis Bahan Pengemas
1. Untuk wadah utama (pengemas
yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :
Kaleng/logam,Botol/gelas,Plastik,Kertas,Kain,Kulit,
daun, gerabah, bambu, dll
2. Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau
penyimpanan) :
Kayu,Karton,Kain Blacu, Digunakan
untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka.
Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.
Kelebihannya adalah tidak mudah
sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah harganya.
Kelemahannya : memiliki
permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
Kertas
Kertas “greaseproof” : dapat
digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan
gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan
lemak.
Kertas “glassine” : dibuat 80%
dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang
kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti
yang berkadar lemak tinggi.
Kertas “kraft” : kertas yang
dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman).
Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang
dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya
dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di
Negara-negara eropa.
Gelas
Terbuat dari campuran pasir C2O,
soda abu, dan alumina.
Bersifat inert (tidak bereaksi
dengan bahan pangan)
Kuat (tahan terhadap kerusakan
akibat pengaruh waktu)
Transparan (bentuk dan warna
bahan pangan dapat dilihat).
Kelemahannya adalah mudah pecah,
tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap sinar.
Agar tidak mudah pecah sebaiknya
bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.
Metal / Logam
Bahan yang sering dipakai :
Kaleng (tin plate) dan almunium.
Tin plate adalah wadah yang
terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya juga
dilapisi dengan lapisan email.
Lapisan email tersusun atas
senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk
mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal
email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.
Aluminium
Aluminium memiliki keuntungan
sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.
Aluminium juga mudah dibentuk
sesuai keinginan.
Aluminium lebih tahan korosi
karena bisa membentuk aluminium oksida.
Kelemahan aluminium adalah mudah
berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan
tidak benar-benar rapat.
Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis
(plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah
terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan
dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC),
polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan
polietilentereptalat (PET).
Polietilen : adalah jenis plastik
yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain : Low
Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan
Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung
variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat
kantong plastik.
Cellophan : sebenarnya terbuat
dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk
membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi
nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah
direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap
air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung
minyak atau lemak.
Polivinilklorida (PVC) : jenis
plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable)
dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
Polivinildienaklorida (PVDC) :
jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara. Sering
dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.
Edible film
Edible film adalah bahan pengemas
organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa
terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara
lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan
alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan
monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul
minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
Karton
Karton sebenarnya merupakan
bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai
penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid.
arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu,
dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya
mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.
Bahan Pengemas Tradisional
Daun
Digunakan secara luas, bersifat
aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun
bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan
dibanding plastik.
Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu,
aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir
bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin
sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak,
curd/dadih dll.